Imam
Al-Bukharidan Muslim meriwayatkan dari Anas bin Malik sabda Rasulullah s.a.w,
“Apabilaseseorang diletakkan di kuburnya, dan para pengantarnya telah kembali, sehingga
ia mendengar suara langkah mereka, pada saat itu dua orang malaikat dating dan mendudukkannya.
Keduanya lalu bertanya: “Bagaimana pendapatmu tentang laki-laki ini?”
maksudnya: Muhammad s.a.w. Jika ia seorang mukmin, ia akan menjawab dengan tegas,
“Aku bersaksi bahawa ia adalah hamba Allah dan rasul-Nya.” Kedua malaikat ini lalu
berkata, “Lihatlah tempatmu di neraka.Allah telah menggantikannya dengan tempat
di syurga.”
Adapun jika ia seorang
munafik atau kafir, maka ketika malaikat itu bertanya: “Apa pendapatmu tentang laki-laki
ini?” ia menjawab, “Aku tak tahu. Aku hanya mengikut apa yang diucapkan manusia
tentangnya.”Keduanya lalu membentak dengan kasar, “Engkau tak tahu dan tak
membaca!” Ia lalu dipukul dengan godaman dari besi di (bahagian kepala) antara kedua
telinganya. Dia memekik dan suaranya didengar semua makhluk selain jin dan manusia.”
Hadis ini berisi beberapa pengajaran penting yang mesti kita perhatikan untuk menyelamatkan
diri kita dari azab kubur.Salah satunya kewajiban mempelajari agama, terutama
yang berkaitan dengan akidah, sehingga mencapai keyakinan dan persaksian sepenuh
hati (syahadah) atas kerasulan Muhammad Saw. Mengabaikan hal ini hanya akan mengundang
hardikan Munkar dan Nakir, “Engkau tak tahu dan tak membaca!” Beberapa ulama hadis,
antaranya Imam Badruddin Al-‘Aini dalam Umdatul Qari fi Syarh Sahih Al-Bukhari,
mentafsirkan ucapan itu dengan “engkau tidak pernah meyakininya dengan istidlal
(pemikiran sendiri), tidak pula (meyakininya dengan) mengikuti penjelasan ulama
melalui buku-buku mereka.”Sehingga secara bebas, kita boleh menterjemahkan ucapan
ini, “Engkau tidak tahu dan tidak pernah ingin tahu.”Singkatnya, ucapan ini sebuah
celaan atas orang-orang yang tidak pernah mengindahkan akidah dan syariah sebagaimana
perilaku sebahagian orang moden di masa kini. Bagi mereka, kulit wajah jauh lebih
penting daripada agama.Jika satu jerawat saja tumbuh di hidung mereka, atau kerepot
terlihat di bawah mata mereka, terasa dunia ini telah kiamat.Apa pun mereka akan
dilakukan untuk menghilangkan jerawat dan kerepot itu. Namun ketika akidahnya tercabar,
keimanannya dipersoalkan, ia masih dapat makan dan minum dengan nikmat seolah-olah
tidak pernah terjadi apa-apa. La hau la wala quwatailla billah. Menyesallah Sebelum
Menyesal Jawapan sempurna untuk soalan Munkar dan Nakir hanya dapat dilakukan dari
sekarang. Iaitu dengan cara menyedari kekurangan yang terdapat di dalam sikap keberagamaan
kita, lalu berusaha menyempurnakannya dengan sekuat tenaga. Mulailah menyesali kekurangan
diri selagi penyesalan ini masih bermanfaat. Sebab apabila kita telah berpindah
ke alam kubur, penyesalan sebesarapa pun sudah tidak bermanfaat lagi. Imam
Al-Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Hurairah bahawa Rasulullahs.a.w. bersabda,
“setiap yang meninggal dunia pasti menyesal. Jika dia orang baik, dia menyesal kerana
tidak menambahkan kebaikannya.Jika dia orang jahat, dia menyesal karena tidak berhenti
daripada kejahatannya.
Petikan dari artikel
Mahmudah
Oleh Us Umar M Nor Dalam Majalah SOLUSI
Oleh Us Umar M Nor Dalam Majalah SOLUSI